Selenium
Selenium adalah elemen kimia non metalik
pada group VI A, pada tabel periodik dengan symbol Se, nomor atom 34, berat
atom 78,96 A. Titik beku 217,0 0C, titik didih 684,9 0C. Ada
4 tingkat oksidasi, yaitu elemental Se (0), selenate (+6), selenite (+4) dan selenide
(-2). Selenium memiliki 3 bentuk, yaitu kristal berwarna merah, bubuk berwarna
merah dan kristal heksagonal warna abu-abu.
Di alam, terdapat berbagai senyawa yang mengandung selenium, yaitu elemental selenium, garam inorganik (selenite dan selenate), organik (selemomethionine, selenocystein dan selenocystine), gas (hydrogen selenide) dan cair (selenium oksiklorid, selenium dioksid dan asam selenius).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
mendapat asupan selenium dari makanan dalam bentuk organik dan dari minuman
dalam bentuk garam inorganik. Rumus kimia selenomethioine dan selenocystein
dapat dilihat pada gambar dibawah.
Selenomethionine adalah selenium murni
yang berikatan dengan asam amino methionine. Selenomethionine terdapat secara
alami pada makanan. Selenomethionine mempunyai 2 bentuk, yaitu selenomethionine
dengan isomer L dan isomer D. Bentuk yang digunakan tubuh adalah
selenomethionine dengan isomer L.[1]
2.
Kegunaan
Se
Manusia dan hewan menggunakan senyawa
selenium baik senyawa organic maupun anorganik yang didapatkan dari makanan.
Selenium membantu mencegah kerusakan sel dalam tubuh dengan cara melindungi
sel-sel jaringan tubuh, menangkal radikal bebas, bersama-sama dengan vitamin E
sebagai antioksidan.
Manfaatnya bagi tubuh
a.
Menangkal radikal bebas
Tubuh setiap orang
memiliki kemampuan untuk melawan radikal bebas yang bisa menghancurkan sel dan
menimbulkan berbagai penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung dan
penuaan dini. Di dalam tubuh, selenium bekerja sama dengan vitamin E sebagai zat
antioksidan untuk memperlambat oksidasi asam lemak tak jenuh.
b. Meningkatkan
kekebalan tubuh
Selenium diketahui
memperbaiki sistem imunitas (kekebalan tubuh) dan fungsi kelenjar tiroid. Hasil
penelitian belakangan ini yang memastikan bahwa selenium dapat mencegah kanker
(termasuk kanker kulit akibat paparan matahari) menambah pamornya sebagai
mineral yang bermanfaat besar untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
manusia.
c. Mempertahankan
elastisitas
Bersama vitamin E, selenium
berfungsi mempertahankan elastisitas jaringan dan bila kadar selenium berkurang
maka tubuh akan mengalami penuaan dini, yaitu kondisi sel yang rusak sebelum
waktunya.[2]
Lebih jauh lagi mengenai keutamaan selenium adalah zat
ini mampu merangsang system imun dan memiliki daya antioksidan yang sangat
kuat. Bahkan kekuatannya mencapai kira-kira 100 kali lipat lebih aktif dari
daya antioksidan vitamin E.
Masih ada lagi keutamaan selenium, yaitu selenium
memiliki sifat anti kanker. Selenium mampu meningkatkan system imun, menghambat
pembelahan sel dan mempercepat apoptosis (kematian) sel-sel yang cacat. Dengan
demikian, selenium berguna dan berperan aktif dalam mencegah penyakit kanker.[3]
B.
Sumber
dan Produksi Se
1.
Sumber
Se
Selenium diperoleh sebagian besar
dari biji-bijian, meski demikian daging, ikan dan unggas juga merupakan
penyumbang penting (pennington, dkk,1984). Selenium yang terkandung dalam
biji-bijian merupakan unsur yang berasal dari selenium yang berasal dari dalam
tanah.
Bahan makanan di sekitar kita yang
mengandung selenium tinggi yaitu:
a.
Jamur
Hubungan antara kesehatan yang baik dan
diet yang kaya jamur datang menjadi perhatian ilmu pengetahuan modern ketika
peneliti kesehatan melihat bahwa orang yang makan jamur tampak lebih sehat yang
orang lain. Di Jepang, misalnya, para ilmuwan tak menemukan kejadian kanker di
sentra jamur shiitake. Jamur memiliki mineral penting yang disebut selenium.
Rendahnya tingkat selenium dikaitkan dengan peningkatan risiko flu lebih parah.
Penelitian medis pada jamur menunjukkan terdapat antivirus, antibakteri, dan
efek anti-tumor dalam tanaman itu.
b.
Tiram
Tiram tak hanya merupakan sumber besar
aphrodisiac, yang merupakan substansi yang meningkatkan hasrat seksual. Ia juga
memiliki manfaat yang besar pada sistem kekebalan tubuh. Tiram memiliki
sejumlah zat seng. Kadar seng yang lebih rendah dalam tubuh terkait dengan
ketidaksuburan laki-laki.
c.
Semangka
Kaya akan air dan menyegarkan, semangka masak juga memiliki banyak
mengandung antioksidan yang kuat, glutathione. Dikenal untuk membantu
memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga dapat memerangi infeksi, glutathione
ditemukan dalam daging seperti daging buah merah di dekat kulit yang
menyegarkan itu.
d.
Bawang putih
Sebagian orang mungkin tidak menyukai baunya, tetapi salah satu bumbu
daput ini memiliki manfaat yang besar. Bawang putih adalah petarung andal bagi
jenis bakteri yang disebut Hpylori, yang menyebabkan borok dan kanker perut.
Bawang putih juga memiliki banyak mineral dan vitamin penting seperti potasium,
vitamin A,dan C dan selenium. Ia juga memiliki belerang, kalsium, mangan,
tembaga, vitamin B1, dan besi. Menggabungkan bwang putih dalam makanan Anda
setiap shari memberi manfaat yang besar bagi tubuh. Bahkan mengonsumsi bawang
putih 15-20 menit sebelum makan terbukti ampuh mengaktifkan bahan kimia
anti-kanker.
e.
Bayam
Bayam adalah salah satu makanan yang harus Anda mengkonsumsi secara
teratur. Folat adalah salah satu dari senyawa-senyawa kimia yang ditemukan pada
bayam. Folat diperlukan untuk produksi dan pemeliharaan sel-sel baru, untuk
sintesis DNA dan RNA, serta untuk mencegah perubahan DNA, dan, dengan demikian,
untuk mencegah kanker. Makanlah bayam mentah atau dimasak sebentar untuk
mendapatkan manfaat yang terbaik.
f.
Ubi jalar
Seperti wortel, ubi jalar memiliki beta karoten-antioksidan, yang pel
sampai merusak radikal bebas. Ubi juga bermegah vitamin A, yang terkait dengan
memperlambat proses penuaan dan dapat mengurangi risiko beberapa kanker.
g.
Brokoli
Brokoli memiliki kandungan vitamin A dan D yang tinggi. Para peneliti di
University of California, Berkeley menemukan bahwa diindolylmethane (DIM),
suatu senyawa yang ditemukan dalam brokoli benar-benar menghentikan pertumbuhan
sel kanker tertentu.[4]
2.
Produksi
Se
Selenium ditemukan dalam beberapa
mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit. Beberapa tahun yang
lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses
bijih tembaga sulfida. Sekarang selenium di seluruh dunia dihasilkan dari
pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga. Selenium
diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam
sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter
(mineral yang mengandung kalium nitrat).[5]
C.
Se
Bagi Organisme
1.
Se
pada Tanaman
Ketersediaan
Selenium dalam tanaman erat kaitannya dengan ketersediaan Selenium dalam tanah
dan air. Secara umum ketersediaan unsur mineral dalam tanaman (M) bermula dari
konsentrasi unsur dalam tanah yaitu dalam bentuk padat dan berikatan dengan
senyawa-senyawa organik (M-solid). Kemudian sejumlah kecil proporsi yang bebas
dalam bentuk larutan (M-solution). M solusion inilah yang akan diserap oleh akar
tanaman untuk dialirkan ke seluruh jaringan tanaman(M-tanaman) dalam proses
xylem.
Selain
factor tanah dan spesies tanaman, ketersediaan selenium dalam tanaman juga
dipengaruhi oleh umur tanaman, tingkat produksi serta iklim. Sedangkan pada
daerah padang penggembalaan bergantung pada pengelolaannya yang teratur
(Ammerman et al, 1978).
Para
pakar seperti yang ditulis oleh Church (1971), Stadman (1979), Ammerman et al
(1978), dan Liener (1980), membagi tanaman menjadi tiga kelompok berdasarkan
kadar selenium yang dikandung antara lain :
a. Tanaman
berselenium tinggi (±10.000 ppm).
b. Tanaman
yang mengandung ratusan ppm Se
c. Tanaman
yang mengandung ≤ 30 ppm Se
Makanan
yang mengandung 5,0 mg/ Se kg bahan kering dapat membahayakan ternak
2. Se
Pada Hewan Ternak
Selenium berfungsi antara lain
sebagai :
a. Antioksidan
untuk komponen/ bahan pembentuk enzim Glutathione Perooksidase (GSH-Px)
b. Daya kebal
tubuh
c. Reproduksi
hewan/ternak Merangsang tumbuh kembang serta produksi wool pada Domba[6]
D.
Se
Dalam Lingkungan
Selenium terjadi secara alami di
lingkungan. Sebagai salah satu elemen, selenium tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan, meskipun selenium dapat berubah bentuk dalam lingkungan. Pelapukan
batuan dan tanah dapat mengakibatkan rendahnya tingkat selenium dalam air, yang
dapat diambil oleh tanaman. Cuaca juga mengeluarkan selenium ke udara pada debu
halus seperti partikel. Letusan gunung berapi dapat melepaskan selenium di
udara. Selenium biasanya memasuki udara dari pembakaran batubara atau minyak.
Selenium yang mungkin ada dalam mengkombinasikan bahan bakar fosil dengan
oksigen ketika dibakar, yang kemudian bereaksi dengan air untuk membentuk
senyawa yang larut selenium. Partikel udara selenium, seperti dalam abu, dapat
menetap di tanah atau air permukaan. Pembuangan selenium dalam produk dan
limbah komersial juga dapat meningkatkan jumlah selenium dalam tanah. Bentuk
dan nasib selenium dalam tanah sangat tergantung pada keasaman lingkungan dan
interaksi dengan oksigen. Dalam ketiadaan oksigen ketika tanah asam, jumlah
selenium yang dapat memasukkan tanaman dan organisme harus rendah. Dengan
demikian, ada kemungkinan peningkatan paparan terhadap senyawa ini. Selenium
dapat memasukkan air permukaan di perairan saluran irigasi.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa selenium
dapat diambil dalam jaringan organisme perairan dan kemungkinan peningkatan
konsentrasi sebagai selenium dilewatkan melalui rantai makanan. Konsentrasi
selenium dalam organisme perairan telah menjadi masalah sebagai akibat dari
limpasan irigasi di beberapa daerah kering di Amerika Serikat.[7]
E.
Keracunan
Se
Keracunan selenium atau secara medis
disebut selenosis, biasanya diakibatkan penggunaan/konsumsi selenium
berlebihan. Di Amerika, terdapat beberapa kasus selenosis yang diakibatkan
karena konsumsi selenium dalam bentuk multivitamin. Selenosis dapat terjadi
ketika kadar selenium dalam darah > 100 µg/dL.[8]
Keracunan Selenium sama sekali tidak ada obat penawarnya.
Satu-satunya cara adalah menghentikan
mengkonsumsi Selenium foods dan minum air putih yang banyak sehingga kadar selenium dalam tubuh yng berlebih bisa terbuang bersama cairan tubuh yang ter-ekresi baik melalui air kencing
ataupun keringat ( Urine and Sweat).
Dan jika symptoms
berlanjut sebaiknya segera dirawat dirumah sakit dan segera ditangani
oleh ahli kesehatan untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan.[9]
F.
Bentuk-bentuk
Keracunan Se
Gejala atau Symptom
keracunan Selenium antara lain adalah:
1. Fatigue
(kelelahan)
2. Rambut
rontok
3. Kerusakan
gigi ( tooth decay)
4. Kuku
berjerawat putih etc.
Side Effects (Efek samping) dari terlalu banyak mengkonsumsi
mineral ini ( Selenium) antara lain :
1. Bau bawang
putih dalam napas
2. Masalah paru-paru
3. Sesak napas
4. Iritasi
gastrointestinal
5. Gangguan
perut (mual, muntah, diare,sakit perut)
6. Kelelahan
7. Kram otot
8. Gelisah,
lesu
9. Dementia
10. Personality
disorder
11. Rasa logam
di mulut
12. Peradangan
kulit, perubahan warna
Masalah lain yang dapat timbul akibat terlalu
banyak mengkonsumsi mineral ini adalah:
1.
Kerusakan pada sistem saraf
2.
Gangguan hati
3.
Gangguan kerusakan ginjal
4.
tiroid
5.
Penyakit kuning
6.
Dermatitis
7.
Cacat lahir, dan
8. Pertumbuhan
yang terhambat ( krdil).[10]
G.
Metabolisme
Se dalam tubuh
Selenium masuk dalam rantai
makanan melalui tumbuhan yang menggabungkannya ke dalam suatu campuran yang
biasanya mengandung sulfur. Hasilnya adalah tumbuhan yang mengandung selenium
tersebut berada dalam bentuk selenometionin dan selenosistein dan bentuk lain
dari sulfur asam amino. Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa tumbuhan
membutuhkan selenium untuk membentuk suatu molekul spesifik yang penting untuk
kelangsungan hidupnya.
Beberapa tumbuhan mengandung
enzim yang memetilasi selenosistein bebas membentuk Se-metilselenosistein.
Se-metilselenosistein merupakan suatu produk detoxifikasi, dan tidak dapat
bergabung ke dalam protein. Se-metilselenosistein nerakumulasi membentuk
konsentrasi tinggi dan dapat responsibel terhadap keracunan selenium pada hewan
yang memakan tumbuhan tersebut.
Selenium masuk ke dalam tubuh
dalam beberapa bentuk. Dua bebtuk utama selenium adalah selenometionin yang
berasal dari tumbuhan dan selenosistein yang berasal dari hewan. Selenosistein
bebas diproduksi oleh katabolisme selenoprotein selular atau selenoprotoin
ekstra selular. Selenosistein bebas tidak dapat terakumulasi karena
metabolismenya oleh selenosistein β-lyase. Selenometionin tidak tampak sebagai bentuk khusus yang diakui
sebagai senyawa selenium dan dimetabolisme dalam pool metionin. Selenometionin
ini dianggap sebagai jaringan selenium karena kehadirannya dalam protein
metionin dalam darah dan jaringan.
Selenium dalam selenometionin
tadak dapat digunakan oleh sel periferal hingga selenium dibebaskan melalui
jalur trans sulfurtasi di hati atau ginjal. Selenosistein bebas baik yang
berasal dari katabolisme selenoprotein intraseluler ataupun ekstraseluler didegradasi
oleh selenosistein β-lyase, menghasilkan selenida dapat masuk jalur anabolik dengan berubah
menjadi selenofosfat.
Selenofosfat merupakan bahan yang
cukup penting dalam metabolisme selenium. Selenofosfat diproduksi oleh
selenofosfat sintetase dan disajikan sebagai donor selenium untuk produksi
selenium mengandung RNA transfer yang juga berfungsi untuk menggabungkan
selenosistein ke dalam selenoprotein.
Bentuk metilasi dari selenium
diproduksi sebagai hasil ekskresi metabolik dan dengan cepat dikeluarkan
melalui urin dan pernafasan. Molekul dan dengan cepat dikeluarkan melalui urin
dan pernafasan. Molekul kecil dari bentuk metilasi selenium ini telah ditemukan
pada plasma darah. Namun jenisnya belum dapat dipastikan.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Walaupun Selenium hanya dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang sangat sedikit, namun keberadaannya dalam tubuh kita memiliki
peranan yang penting. Defisiensi Selenium dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Begitu juga sebaliknya, apabila pemenuhan kebutuhan Selenium berlebihan maka
akan mengakibatkan gangguan kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu, kita
harus memenuhi kebutuhan harian akan Selenium secara seimbang untuk mendapatkan
kesehatan yang optimal.
[1] http://digilib.unsri.ac.id/download/Selenium.pdf
[2] http://meyouxci.blogspot.com/2011/06/blog-post.html
[3] http://zoneforall.blogspot.com/2010/12/lindungi-tubuh-dari-keracunan-logam.html
[4] http://un2kmu.wordpress.com/2010/08/15/7-makanan-mengandung-selenium-yang-mampu-meningkatkan-daya-tahan-tubuh/
[5] http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/selenium/
[6] http://maxizhandsome.blogspot.com/2009/06/selenium-sebagai-mikro-nutrient-bagi.html
[7] http://normilisa.blogspot.com/2010/03/selenium.html
[8] http://lifeinchemistry.wordpress.com/tag/selenium/
[9] http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/09/selenosis-selenium-toxicity-selenium.html
[10] Ibid
[11] http://nyi2t-aprilia.blogspot.com/2009/02/metabolisme-selenium.html
0 comments:
Post a Comment